Suatu kali, seorang sahabat Rasulullah saw., Jabir, pernah menceritakan bagaimana ia diajarkan Rasulullah saw. langkah menuju pernikahan. Ia mengatakan, “Aku berkeinginan melamar seorang gadis, lalu aku bersembunyi untuk melihatnya sehingga aku bisa melihat darinya apa yang mendorongku untuk menikahinya. Lalu, aku menikahinya.” (HR. Abu Dawud)
Semua muslim, laki atau perempuan, pasti berkeinginan untuk meraih jenjang pernikahan. Karena di sanalah, wadah cinta bisa bersemi dengan berkah, dunia dan akhirat.
Namun masalahnya, apakah semua kita punya cara untuk melangkah yang baik menuju pernikahan. Berikut ini lima langkah yang aman menuju pelaminan.
1. Buat tekad dalam hati
Langkah pertama seorang calon suami atau isteri adalah bulatnya tekad untuk menapaki jenjang pernikahan. Sebelum ditentukan siapa calon pasangan, tekad ini sudah harus bulat. Bukan sekadar penjajakan.
Tekad untuk menikah tergambar utuh dalam hati seorang calon. Ia menikah karena ingin mendapat ridha Allah. Ia menikah untuk bisa meraih cinta yang dibingkai karena cinta Yang Maha Cinta. Dan ia menikah untuk bisa membangun rumah tangga yang sakinah, mawadah, dan rahmah.
2. Lihat dulu, baru pastikan
Seorang calon, suami atau isteri, dianjurkan untuk melihat calon pasangannya. Dari melihat ini, diharapkan akan muncul hasrat untuk melangkah ke tahap berikutnya.
Makna melihat, tentu bisa ditafsirkan secara luas. Bukan sekadar melihat dengan memandang, tapi bisa juga dengan membaca data tentang sang calon. Bisa juga mendengar dari kesaksian orang yang mengenalnya dengan baik.
Namun, semua melihat, baik dengan langsung atau tidak, sangat dijaga kerahasiaannya. Jangan sampai sang calon mengetahui kalau dia sedang dilihat. Hal ini untuk menjaga perasaannya. Karena melihat bukan faktor penentu: bisa lanjut, bisa juga gagal.
3. Tak kenal, maka tak sayang
Ungkapan yang banyak dikenal umum ini, menyiratkan bahwa perkenalan adalah tangga menuju saling cinta. Perkenalan juga langkah awal untuk bisa saling memahami sesama sang calon.
Namun, Islam mengajarkan bahwa perkenalan tidak boleh liar. Karena Rasulullah saw. mengajarkan bahwa berduaan laki dan perempuan yang bukan mahram, maka akan ditemani setan.
Karena itu, menjadi prinsip bahwa perkenalan harus didampingi pihak ketiga.Bisa teman, ayah atau ibu calon, atau anggota keluarga yang lain. Dengan didampingi pihak ketiga, selain menghindari intevensi setan, perkenalan bisa lebih fokus pada persiapan menuju langkah berikutnya. Bukan sekadar pembicaraan basa-basi.
4. Menikah adalah jalinan silaturahim keluarga besar
Langkah berikutnya setelah dua calon sudah matang untuk menuju pernikahan, adalah bersilaturahim dengan keluarga besar. Hal ini agar pernikahan menjadi jalinan silaturahim dua keluarga besar.
Dalam istilah yang lain, Islam mengajarkan seorang calon suami untuk melakukan khitbah atau melamar. Di sinilah presentasi seorang calon suamii kepada wali atau keluarga besar calon isteri.
Itulah bahasa hukum syariahnya. Dengan bahasa yang lain, di forum inilah dimulainya jalinan dua keluarga besar. Karena melamar, biasanya dilakukan oleh rombongan keluarga calon suami untuk menjumpai keluarga calon isteri.
5. Utamakan akadnya, bukan pestanya
Sebagian orang kerap kurang bijak tentang acara pernikahan. Mereka lebih mengejar kemeriahan pesta, tapi melupakan kesakralan akadnya. Lebih parah lagi jika pesta di luar kemampuan ekonomi sang calon.
Bayangan mahal tentang pesta pernikahan juga kerap mengganjal langkah kedua calon untuk bersegera menikah. Padahal, keduanya sudah saling kenal dan memahami.
Isi utama dari pesta pernikahan adalah mengabarkan kepada masyarakat sekitar bahwa kedua calon sudah sah menjadi suami isteri. Dan kedua, doa masyarakat kepada pengantin baru agar mendapat keberkahan dari Allah swt.
Alangkah bijaknya jika para orang tua atau wali mengutamakan isi, bukan gengsi. (mh)
sumber https://www.chanelmuslim.com/keluarga/lima-langkah-aman-menuju-pelaminan/14410/
IKLAN
Semua muslim, laki atau perempuan, pasti berkeinginan untuk meraih jenjang pernikahan. Karena di sanalah, wadah cinta bisa bersemi dengan berkah, dunia dan akhirat.
Namun masalahnya, apakah semua kita punya cara untuk melangkah yang baik menuju pernikahan. Berikut ini lima langkah yang aman menuju pelaminan.
1. Buat tekad dalam hati
Langkah pertama seorang calon suami atau isteri adalah bulatnya tekad untuk menapaki jenjang pernikahan. Sebelum ditentukan siapa calon pasangan, tekad ini sudah harus bulat. Bukan sekadar penjajakan.
Tekad untuk menikah tergambar utuh dalam hati seorang calon. Ia menikah karena ingin mendapat ridha Allah. Ia menikah untuk bisa meraih cinta yang dibingkai karena cinta Yang Maha Cinta. Dan ia menikah untuk bisa membangun rumah tangga yang sakinah, mawadah, dan rahmah.
2. Lihat dulu, baru pastikan
Seorang calon, suami atau isteri, dianjurkan untuk melihat calon pasangannya. Dari melihat ini, diharapkan akan muncul hasrat untuk melangkah ke tahap berikutnya.
Makna melihat, tentu bisa ditafsirkan secara luas. Bukan sekadar melihat dengan memandang, tapi bisa juga dengan membaca data tentang sang calon. Bisa juga mendengar dari kesaksian orang yang mengenalnya dengan baik.
Namun, semua melihat, baik dengan langsung atau tidak, sangat dijaga kerahasiaannya. Jangan sampai sang calon mengetahui kalau dia sedang dilihat. Hal ini untuk menjaga perasaannya. Karena melihat bukan faktor penentu: bisa lanjut, bisa juga gagal.
3. Tak kenal, maka tak sayang
Ungkapan yang banyak dikenal umum ini, menyiratkan bahwa perkenalan adalah tangga menuju saling cinta. Perkenalan juga langkah awal untuk bisa saling memahami sesama sang calon.
Namun, Islam mengajarkan bahwa perkenalan tidak boleh liar. Karena Rasulullah saw. mengajarkan bahwa berduaan laki dan perempuan yang bukan mahram, maka akan ditemani setan.
Karena itu, menjadi prinsip bahwa perkenalan harus didampingi pihak ketiga.Bisa teman, ayah atau ibu calon, atau anggota keluarga yang lain. Dengan didampingi pihak ketiga, selain menghindari intevensi setan, perkenalan bisa lebih fokus pada persiapan menuju langkah berikutnya. Bukan sekadar pembicaraan basa-basi.
4. Menikah adalah jalinan silaturahim keluarga besar
Langkah berikutnya setelah dua calon sudah matang untuk menuju pernikahan, adalah bersilaturahim dengan keluarga besar. Hal ini agar pernikahan menjadi jalinan silaturahim dua keluarga besar.
Dalam istilah yang lain, Islam mengajarkan seorang calon suami untuk melakukan khitbah atau melamar. Di sinilah presentasi seorang calon suamii kepada wali atau keluarga besar calon isteri.
Itulah bahasa hukum syariahnya. Dengan bahasa yang lain, di forum inilah dimulainya jalinan dua keluarga besar. Karena melamar, biasanya dilakukan oleh rombongan keluarga calon suami untuk menjumpai keluarga calon isteri.
5. Utamakan akadnya, bukan pestanya
Sebagian orang kerap kurang bijak tentang acara pernikahan. Mereka lebih mengejar kemeriahan pesta, tapi melupakan kesakralan akadnya. Lebih parah lagi jika pesta di luar kemampuan ekonomi sang calon.
Bayangan mahal tentang pesta pernikahan juga kerap mengganjal langkah kedua calon untuk bersegera menikah. Padahal, keduanya sudah saling kenal dan memahami.
Isi utama dari pesta pernikahan adalah mengabarkan kepada masyarakat sekitar bahwa kedua calon sudah sah menjadi suami isteri. Dan kedua, doa masyarakat kepada pengantin baru agar mendapat keberkahan dari Allah swt.
Alangkah bijaknya jika para orang tua atau wali mengutamakan isi, bukan gengsi. (mh)
sumber https://www.chanelmuslim.com/keluarga/lima-langkah-aman-menuju-pelaminan/14410/
Tag :
MUSLIM03
==================
