Diberdayakan oleh Blogger.

Seperti Inilah Ciri-ciri Orang yang Dijamin Masuk Surga Oleh Allah dan Rasulullah

================

Semua muslim yang taat, beriman dan bertaqwa Insya Allah akan dimasukkan kedalam golongan-golongan penghuni surga. Menjadi penghuni surga tergantung apa yang kita lakukan di dunia ini. Menjalankan kewajiban perintah Allah SWT sudah pasti harus dilakukan setiap hari (shalat 5 waktu). Dan banyak sekali amalan-amalan yang menambahkan keimanan dan ketakwaan seorang muslim. Jika ingin mengetahui seperti apa orang yang dijamin masuk surga, Berikut ini cirri-ciri orang yang dijamin masuk surga oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW:

1. Memberi Makan Kepada Orang yang Membutuhkan
Rasulullah saw bersabda: “Sembahlah Allah Yang Maha Rahman, berikanlah makan, tebarkanlah salam, niscaya kamu masuk surga dengan selamat ” (HR. Tirmidzi)

Kebutuhan untuk makan dan minum merupakan kebutuhan paling pokok bagi semua orang. Sudah seharusnya bagi seorang muslim yang mampu untuk menolong atau memberikan makanan untuk muslim lainnya yang membutuhkan (kekurangan makanan). Ini salah satu cara untuk menjadi penduduk surga

2. Menyambung Silaturrahim Sesama Muslim
Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang suka memutuskan, Sufyan berkata dalam riwayatnya: yakni memutuskan tali persaudaraan” (HR. Bukhari dan Muslim).

“Ketika Rasulullah saw bertanya kepada pada sahabat tentang maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang akan menjadi penghuni surga? diantaranya beliau menjawab: Seorang laki-laki yang mengunjungi saudaranya di penjuru kota dengan ikhlas karena Allah” (HR. Ibnu Asakir, Abu Na’im dan Nasa’i).

Menjaga tali persaudaraan sesama muslim sangat penting. Jangan sampai memutuskan sillaturrahim. Allah SWT akan membenci orang seperti ini. Hubungan dengan sesama manusia harus dijalin dengan sebaiknya. Dan paling penting menjaga hubungan sesama yang berasal dari rahim Ibu (saudara dalam nasab). Menjaga tali sillaturrahim salah satu jaminan masuk surga seperti hadits Nabi Muhammad SAW diatas.

3. Mendirikan Shalat Malam
Tempat terpuji di sisi Allah swt adalah surga yang penuh dengan kenikmatan yang tiada terkira, karenanya salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk bisa diberi tempat yang terpuji itu adalah dengan melaksanakan shalat tahajjud saat banyak manusia yang tertidur lelap, Allah swt berfirman: “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji ” (QS Al Isra [17]:79).

Banyak orang enggan bangun untuk Shalat malam. Sungguh besar pahala bagi seorang muslim bangun tengah malam untuk mendirikan shalat sunat yaitu shalat tahajjud. Dengan ini kita akan merasa dekat dengan Allah SWT. Seseorang yang rajin mendirikan shalat malam Insya Allah dimudahkan menjadi penghuni surga.

4. Memudahkan Orang Lain
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa memudahkan orang yang kesulitan, Allah memudahkannya di dunia dan akhirat” (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah).

Kehidupan manusia pasti mengalami pasang surut. Ada saatnya hidup dengan dalam kemudahan, dan datangnya masa-masa sulit. Sesama umat muslim sudah sepatutnya untuk menolong orang lain (memudahkan orang lain). Ini juga merupakan salah satu perjuangan untuk menjadi penghuni surga.

5. Berjihad Fi Sabilillah di Jalan Allah SWT
 Dari zaman dulu sampai hari akhir nanti, Islam merupakan agama yang harus selalu ditegakkan di bumi ini. Islam merupakan agama paling benar. Jika ada pihak yang menghalangi agama Islam, yang harus dilakukan adalah melawan. Berjihad dijalan Allah untuk kebenaran Islam untuk memerangi kafir-kafir. Berjihad dengan pengorbanan jiwa dan harta untuk mendapat Ridha dari Allah SWT.

6. Tidak Mempunyai Sifat Sombong
Rasulullah SAWaw bersabda: “Barangsiapa yang mati dan ia terbebas dari tiga hal, yakni sombong, fanatisme dan utang, maka ia akan masuk surga” (HR. Tirmidzi).

Penyakit hati banyak, salah satunya adalah kesombongan. Ini merupakan sifat menganggap dirinya lebih hebat dan meremehkan orang lain. Jauhkan sifat kesombongan merupakan sifat Iblis saat Allah menuntut iblis pada penciptaan Nabi Adam AS. Iblis mendapat laknat dari Allah SWT sampai hari akhir.

7. Tidak Memiliki Fanatisme yang Berlebihan
Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia termasuk kaum muslimin hidup dengan latar belakang yang berbeda-beda, termasuk latar belakang kelompok, baik karena kesukuan, kebangsaan maupun golongan-golongan ber-dasarkan organisasi maupun paham keagamaan dan partai politik, hal ini disebut dengan ashabiyah.

8. Terbebas Dari Utang di Duniawi
Rasulullah SAW bersabda: “Berhati-hatilah dalam berutang, sesungguhnya berutang itu suatu kesedihan pada malam hari dan kerendahan diri (kehinaan) pada siang hari” (HR. Baihaki)



Selesaikan hutang-hutangmu sesama muslim dan kafir sebelum ajal menjemput. Jangan sampai hutang menjadi penghalang di hari akhir nanti. Pada saat hari pembalasan setiap orang berhutang akan ditagih dan penagih akan meminta pahala untuk dirinya agar menjadi tambahan untuk meringankan dosanya. Maka, lunasilah hutang di bumi.

9. Peka Terhadap Peringatan
Peka terhadap peringatan membuat seseorang mudah menerima segala peringatan dan nasihat dari siapapun agar waspada terhadap segala bahaya dalam kehidupan di dunia dan akhirat, sikap ini merupakan sesuatu yang amat penting karena setiap manusia amat membutuhkan peringatan dari orang lain, karenanya orang seperti itu akan mudah menempuh jalan hidup yang benar sehingga mendapat jaminan akan masuk ke dalam surga.

10. Menahan Sifat Amarah
Rasulullah SAW bersabda: “Marah itu dapat merusak iman seperti pahitnya jadam merusak manisnya madu” (HR. Baihaki).

Rasulullah SAW bersabda: “Orang kuat bukanlah yang dapat mengalahkan musuh, namun orang yang kuat adalah orang yang dapat mengontrol dirinya ketika marah” (HR. Bukhari dan Muslim).

Marah atau Al ghadhab merupakan sifat yang tidak baik dimiliki oleh seorang muslim. Ini akan menghancurkan muslim itu sendiri. Marah tidak hanya merusak diri sendiri tapi juga beberapa orang.

Marah merusak iman seseorang. Seorang yang beriman tidak mudah menjadi marah karena ia memiliki sifat yang sabar. Marah juga membuat Allah SWT menjadi murka. Maka, jangan sampai membuat Allah murka terhadap diri sendiri jadilah orang yang sabar. Marah juga salah satu pemutus sillaturrahim sesama muslim.

Untuk menjadi salah satu penghuni surga, mulai sekarang jauhkan diri dari api kemarahan.

11. Ikhlas Menerima Kematian Orang yang Dicintai dan Anak
 Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah mati tiga anak seseorang, lalu dia merelakannya (karena Allah) kecuali dia masuk surga”. Seorang wanita bertanya: “atau dua orang anak juga, wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab: “atau dua anak” (HR. Muslim).

Relakan jika seseorang yang dicintai meninggal dunia. Apakah itu kedua orang tua, anak , suami, istri atau saudara seiman. Jangan larut dalam kesedihan karena kepergian orang yang dicintai, ini akan menjadi penghalang masuk surga. Belajarlah menjadi orang yang ikhlas, Insya Allah akan dilimpahkan Rahmat oleh Allah SWT.

12. Bersaksi Atas Kebenaran Kitab Suci Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang tidak perlu diragukan lagi kebenarannya oleh setiap muslim, namun kenyataan menunjukkan tidak semua muslim mau bersaksi dalam arti menjadi pembela kebenaran Al-Qur’an dari orang yang menentang dan meragukannya, bahkan tidak sedikit muslim yang akhimya larut dengan upaya kalangan non muslim yang berusaha meragukan kebenaran mutlak Al-Qur’an.

13. Berbagi Kepada Orang Lain yang Membutuhkan
Banyak kebaikan yang harus kita lakukan dalam hidup ini sehingga kebaikan-kebaikan yang kita laksanakan itu membuat kita menjadi manusia yang dirasakan manfaat keberadaan kita bagi orang lain sehingga apapun yang kita miliki memberi manfaat yang besar bagi orang lain apalagi bila hal itu memang amat dibutuhkan oleh manusia.

14. Hakim yang Berlaku Benar Sesuai Syariat Allah SWT
Rasulullah SAW bersabda: Hakim-hakim itu ada tiga golongan, dua golongan di neraka dan satu golongan di surga: Orang yang mengetahui yang benar lalu memutus dengannya, maka dia di surga. Orang yang memberikan keputusan kepada orang-orang di atas kebodohan, maka dia itu di neraka dan orang yang mengetahui yang benar lalu dia menyeleweng dalam memberikan keputusan, maka dia di neraka (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’l, Ibnu Majah)

Menjadi hakim salah satu pekerjaan berat di duniawi. Sebagai hakim dituntut harus bersikap seadil-adilnya dalam memutuskan siapa yang bersalah dan siapa yang tidak bersalah. Jika menjadi hakim yang tidak adil dan tidak bijaksana, bersiaplah menjadi penghuni neraka. Namun, jika berlaku sesuai dengan syariat Allah SWT, akan mendapat jaminan untuk masuk surga.

Bukan mudah untuk menjadi seperti ciri-ciri diatas. Namun kita harus berusaha agar bisa menjadi orang seperi diatas untuk mendapat surga (jannah-Nya) di hari akhir nanti. Semoga kita mendapatkan dan menjadi penghuni surga Allah SWT. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Sumber: renunganislam.com
IKLAN
Tag : INSPIRASI
==================
Back To Top