Diberdayakan oleh Blogger.

Karena Baktinya Pada Ibu, Pria Ini Bertemu Nabi Khidir

================

Pengalaman spiritual dua sufi terkenal, Bisyr Al-Hafi dan Bilal Al-Khawwash bertemu Rasulullah SAW dan Nabi Khidir as ini menunjukkan bahwa kepatuhan pada sunnah, akhlak baik pada orangtua membuat mereka menjadi sejajar dengan para orang shaleh.

Bisyr Al-Hafi (150-227 H) adalah seorang sufi yang tinggal di Baghdad. Beliau adalah ulama dan sufi yang cukup terkenal di zamannya. Dalam suatu kesempatan, beliau menceritakan pengalaman mimpinya bertemu Rasulullah SAW.

“Aku pernah bermimpi melihat Nabi Muhammad SAW. Beliau berkata kepadaku, “Wahai Bisyr, tahukan kamu mengapa Allah mengangkat derajatmu melebihi sahabat-sahabatmu?”

Aku lalu menjawab, “Aku tidak tahu, ya Rasulullah.”

Beliau SAW menjawab, “Karena perbuatanmu yang mengikuti sunnahku, baktimu kepada orang-orang shaleh, saran baikmu kepada saudara-saudaramu, dan rasa cintamu kepada sahabat-sahabatku dan ahlu baitku. Itulah yang menjadikan sebab kamu sampai pada tingkatan orang-orang shaleh.”

Bisyr Al-Hafi memang dikenal sangat alim, rendah hati, sangat menghormati para guru-gurunya. Keshalehannya pun dikenal para sufi yang lain tak hanya dari cerita dari mulut ke mulut, dari ceramah atau kitab, tetapi juga dari pengalaman spiritual yang pernah dialami oleh sufi yang lain.

Seperti yang diceritakan oleh Bilal Al-Khawwash. Beliau menceritakan: “Aku pernah berada di Padang Sahara yang dihuni orang-orang Israil. Tiba-tiba, seorang lelaki muncul dan berjalan menemaniku. Aku heran, siapakah gerangan ini. Tidak berapa lama kemudian, aku diberi ilham bahwa laki-laki itu adalah Nabi Khidir a.s.

Aku pun segera beranjak menemui lelaki asing itu dan bertanya, “Demi kebenaran suatu kebenaran, siapakah kamu sebenarnya?”
“Aku Khidir, saudaramu!” jawabnya.
“Bagaimana pendapatmu tentang Imam Syafii rahimahullah?” tanyaku kemudian.
“Dia adalah termasuk pemelihara agama,” jawab Khidir.

“Bagaimana pendapatmu tentang Imam Ahmad bin Hanbal?”
“Dia seorang Shiddiq,” jawab Khidir.
“Dan bagaimana pendapatmu tentang Bisyr bin Harits Al-Hafi?” tanyaku lagi.
“Belum ada orang sepertinya sesudahnya kelak.”

“Lalalu apakah gerangan yang bisa menjadikan aku dapat bertemu denganmu, wahai Khidir?”
“Karena kebaikanmu kepada ibumu.”

Sumber: panggilandarisurau.com
IKLAN
Tag : ISLAMKITA
==================
Back To Top