Diberdayakan oleh Blogger.

Kisah Memprihatinkan Adel, Anak SD yang Bersekolah Sambil Asuh Adiknya

================
Langka dan tidak gampang mengasuh balita sambil belajar di bangku sekolah, apalagi masih murid dan bukan seorang ibu.

Inilah Adel Fahreza Azis (9), murid kelas empat SD Joko, Desa Bangkala Loe, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Sehari-hari, Adel setia menggendong adik balitanya, Alimu Arif Al Azis (2), ke sekolah.

Kepiawaian Adel sungguh "multitasking”

Tribunjeneponto.com menyaksikan dia menyusui (pakai botol susu) adiknya sambil memerhatikan guru menerangkan, Senin (18/04/2016).

Adem nan tangguh si Adel ini.


Raut wajahnya tak kunjung muram ketika adik kandungnya itu menangis, rewel.

Jelas-jelas teman sebangku Adel yang terpancing, begitu juga gurunya, harap maklum.

Adel tenang saja "menjinakkan" sang balita.

"Kubawa ki kak karena tidak ada jagai, pergi ki ke sawah mamaku sama bapakku," kata Adel tertunduk saat dihampiri penulis.

Tak jarang suara tangisan Alimu menusuk gendang telinga.

Namun, Adel tak kehabisan akal.

Jurusnya: elusan, botol susu, air putih, atau digendong ke sana ke mari.



"Iye kak, biasa kuajak dulu main-main," ucap Adel tersenyum.

Baca juga: Nasib Murid SD Joko di Jeneponto

Adel adalah satu-satunya murid bak ibu dari 73 peserta didik SD Joko.

Nyeberang Sungai, Sekolah di Kolong

Tak ada gedung kelas, ya sekolah di kolong rumah. Kondisi fasilitas SD Joko.

Masih seperti yang tribunjeneponto.com kabarkan, Rabu (10/2/2016).

Bukan tembok, kelas mereka hanya dipisahkan dinding anyaman bambu dan terpal.

Bukan keramik atau semen, lantai kelas mereka adalah tanah.

Becek kalau hujan tiba. Debu menerpa bila musim kemarau.

Atapnya? lantai kayu rumah panggung warga.

Bukan white board, papan tulis mereka warna hitam yang alat tulisnya kapur, fasilitas tempo dulu.

Sejak tahun 2012 mereka begini.

“Sampai sekarang, belum ada sepeser pun perhatian pemerintah kepada kami pak,” kata Nuruiah Bulu MM, kepala sekola SD Joko.

Nuriah mengaku tak sekali banting tulang mencari dana untuk kelangsungan pendidikan anak bangsa itu.

“Anak-anak di sini tidak sekolah tidak di sini, sekolah SD lain jauh, sampai harus menyeberang sungai tanpa jembatan,” ungkap Nuriah.

Keberadaan “SD Kolong Rumah” menurut Nuriah, telah direstui Unit Pelaksana Tugas Daerah Kecamatan Bontoramba.

Hanya restu,”kami berharap ada perhatian bantuan fasilitas pemerintah,” pintanya. (*)
sumber http://sumsel.tribunnews.com/2016/04/18/kisah-memprihatinkan-adel-anak-sd-yang-bersekolah-sambil-asuh-adiknya?
IKLAN
Tag : beritabaru
==================
Back To Top