Diberdayakan oleh Blogger.

Menyia-nyiakan Orangtua Sama Saja Mengabaikan Tiket ke Surga Anda

================
Adakah penyanyi religi yang anda sukai? Misalkan anda penggemar dari lagu-lagu Wali Band, kemudian suatu hari mendapat tiket gratis menonton Wali band sekaligus makan dan foto bersama, bahkan tiket transportasi pulang pergi dan biaya penginapan di hotel juga diberikan, bagaimana perasaan anda? Pasti senangkan? Akan digunakankah tiket tersebut? Bukankah amat sayang jika tiket gratis tersebut disia-siakan dan tidak dipakai?


Begitulah kira-kira gambaran orang-orang yang melalaikan orangtuanya, padahal mengaku ingin masuk ke surga dan selalu berkata cinta pada surga dan mengharapkan segala kenikmatan yang Allah janjikan di dalamnya, tapi kok tiket ke surganya malah disia-siakan! Sudahkah kita menyadari bahwa orangtua kita, apalagi yang sudah berusia lanjut, adalah tiket ke surga bagi diri kita?

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS Al-Israa’: 23)

Islam mengatur kehidupan manusia, termasuk di dalamnya mengenai kewajiban anak kepada orangtua, dan apa-apa saja hak orangtua yang harus dipenuhi oleh anak-anaknya.

Dari ayat di atas, bila disimak betul-betul, jelas tergambar betapa tingginya nilai dari perbuatan baik yang dilakukan seorang anak kepada kedua orangtuanya. Mengapa? Pada kalimat pertama ayat tersebut, uraiUstadz Abdul Hasib Hasan, Lc, tersandingkan dua perintah Allah SWT, yaitu perintah untuk kita tidak beribadah kecuali hanya kepada Allah SWT, dan perintah untuk berbuat baik kepada kedua orangtua.

“Kita tentu tahu kewajiban utama manusia sepanjang hidupnya adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Itu kewajiban yang utama, yang paling mendasar, sekaligus juga tugas yang paling mulia. Nah, kalau kewajiban berbuat baik kepada kedua orangtua itu disandingkan langsung, tanpa penghalang, dengan kewajiban beribadah kepada Allah, ini menunjukkan bahwa berbuat baik kepada kedua orangtua itu merupakan kewajiban yang juga mendasar dan sekaligus juga perbuatan yang paling mulia, sesudah kewajiban beribadah kepada Allah SWT,” papar lulusan Universitas Imam, Saudi Arabia ini.

Ringkasnya, tambah Ustadz Hasib, wujud kesempurnaan ibadah kita kepada Allah adalah dengan tunduk sepenuhnya kepada Allah dalam beribadah kepada-Nya, termasuk di dalamnya kita tunduk kepada Allah yang memerintahkan kita agar berbuat baik dengan semaksimal mungkin kepada kedua orangtua.

Itulah mengapa nilai berbuat baik kepada kedua orangtua atau birrul walidain ini sangat tinggi dan sangat mulia di sisi Allah. Bahkan Allah pun tidak tanggung-tanggung dalam memberi reward kepada mereka yang berbuat baik kepada kedua orangtuanya.

Menyia-nyiakan Tiket ke Surga
Beberapa hadits menguraikan keutamaan dari birrul walidain ini, di antaranya hadits yang mengisahkan bagaimana doa orang yang birrul walidain itu mustajab, dikabulkan Allah. Alkisah ada tiga orang yang pergi ke hutan untuk mencari kayu. Ketika hendak pulang, hujan turun dengan lebat, sehingga mereka berteduh dalam sebuah goa. Lalu, tiba-tiba sebuah batu besar menutup lubang goa tersebut. Ketiga orang ini terperangkap dalam goa. Meski sudah didorong sedemikian rupa, batu itu tak jua bergeser. Lalu, kata mereka, kita tidak akan bisa keluar dari sini kecuali masing-masing kita berdoa dengan menyebutkan amal shalih kita (bertawasul pada amal shalih).

Semua berdoa. Salah seorang di antara mereka berdoa dengan memaparkan bagaimana dirinya selalu mendahulukan orangtuanya. Ia tidak akan makan, bahkan tidak juga istri dan anak-anaknya, sebelum orangtuanya makan. Ia pun berdoa, “Ya Allah, sekiranya yang aku lakukan itu karena perintah Engkau, ikhlas karena Engkau, maka keluarkanlah kami dari perangkap ini.” Akhirnya, batu itu pun bergeser, dan mereka bisa keluar dari goa.

Balasan yang Allah berikan kepada orang-orang yang berbuat baik kepada kedua orangtuanya tidak hanya berupa dikabulkan doa-doanya, tetapi kelak Allah juga akan menghadiahkannya surga.

Seperti yang terungkap dalam hadits berikut. Suatu waktu Rasulullah saw sedang duduk bersama para sahabatnya. Tiba-tiba, Rasulullah mengucapkan “Amin”-“Amin”-“Amin”. Sahabat-sahabat yang ada di sekeliling beliau lantas terkejut. “Ya Rasulullah, mengapa engkau tiba-tiba mengucapkan amin sampai tiga kali?” telisik para sahabat.

Rasulullah pun menceritakan bahwa dirinya kedatangan malaikat Jibril yang menyampaikan tiga hal dan menyuruh beliau mengucap amin setiap Jibril menyelesaikan perkataannya. Salah satu hal yang disampaikan Jibril terkait dengan orangtua. Kata Jibril, celakalah, hinalah, orang yang menjumpai kedua orangtuanya —maksudnya; mengalami hidup bersama dengan kedua orangtuanya—tapi hal itu tidak membuat dirinya masuk surga.

Kenapa Rasul sampai berkata demikian? Jawabannya satu. Karena ini menunjukkan ruginya orang yang tidak berbuat baik kepada kedua orangtuanya. Padahal dengan hidup bersama orangtuanya, dia memiliki kesempatan yang sangat besar untuk berbuat baik kepada mereka. Kesempatan yang berganjar tiket untukmemasuki surga Allah. Maka abai pada mengurus dan merawat orangtua sama dengan menyia-nyiakansebuah tiket ke surga.

Kalau sedemikian besar balasan yang Allah berikan, lalu mengapa kita dengan mudahnya melalaikan kewajiban berbuat baik kepada kedua orangtua ini?
sumber http://islamidia.com/menyia-nyiakan-orangtua-sama-saja-mengabaikan-tiket-ke-surga-anda/
IKLAN
Tag : berita
==================
Back To Top